Topik e-Commerce sudah usang diangkat jadi PA?


http://1.bp.blogspot.com/_etJWagpRKzQ/TP5CnRZvd_I/AAAAAAAAAWw/ZAMuiQU3lPE/s1600/nangis.jpg
Awas Laleet massuup ;p

Akhir-akhir ini banyak topik PA yang bermunculan di Politeknik Telkom seperti sesuatu yang Dejavu. Atau dalam bahasa lain bisa dibilang “mirip-mirip”, kalau bahasa gaul nya “11-12”. 😀

Salah satu Topik yang seperti nya sudah mencapai titik “jenuh” adalah yang berkaitan dengan e-Commerce. Terutama ini dialami oleh mahasiswa dari Prodi MI. Banyak Judul PA yang berkaitan dengan e-Commerce seperti sama saja. Kalaupun ada yang beda, hanya sekedar tulisan studi kasus “pada toko bla bla bla”. Tapi secara sistem? tetap sama, bahkan lebih parahnya lagi mengulang kesalahan yang sama. Tidak ada inovasi, tidak ada pengembagan, tidak ada perbaikan sistem, yang ada hanya berbeda tulisan “studi kasus” pada judulnya.

Tapi sebelum kita bahas tentang inovasi, ada baiknya kita lihat dulu kondisi PA saat ini yang mengambil topik e-Commerce. Kita akan coba lihat apa yang seharus nya menjadi standard e-Commerce. Dan akan kita bahas pula kesalahan apa saja yang biasa (berulang2) terjadi bagi yang mengambil topik ini.

Apa yang seharusnya dikerjakan pada e-Commerce?

http://www.suwayuwo.com/wp-content/uploads/2012/01/online-shopping.jpg
Online Shopping Idea

Sebenarnya membayangkan proses electronic commerce sama saja dengan melakukan proses jual-beli biasa di dunia nyata. Yang membedakan hanya media nya saja. Untuk lebih mudah nya, mari kita bayangkan apa yang kita lakukan ketika berbelanja ke supermarket, toko atau warung pinggir jalan. Dan kemudian kita bayangkan dengan kegiatan apa saja yang mungkin harus dilakukan ketika bertransaksi online.

Supermarket/toko (dunia nyata) Online Shop (dunia maya)
Masuk ke toko mendapat keranjang belanja kosong Mulai Login (ataupun tidak) ke toko online, kemudian mendapatkan shopping cart yang masih kosong
Berkeliling toko, melihat rak-rak barang yang tersusun rapi berdasarkan jenis barang. Terdapat Katalog produk online. Produk tersusun berdasarkan kategori tertentu.
Kita bisa menanyakan barang yang dicari ke pelayan toko. “ada shampoo neng?”… Kita bisa mencari barang menggunakan fitur search engine yang tersedia.
Ambil barang yang akan dibeli, masukkan ke keranjang belanja. Atau mungkin bisa berkeliling lagi memilih barang yang lain. Klik “add to cart“ untuk produk yang akan dibeli. Kemudian isi shopping cart kita akan bertambah. Dan kita masih bisa mencari-cari barang lainnya yang akan dibeli.
Jika sudah selesai, maka pergi ke Kasir untuk melakukan transaksi. Jika sudah selesai, bisa checkout barang-barang yang ada dikeranjang belanja. Diproses menjadi list pesanan
Kasir akan menghitung total Transaksi kita. Dan kita menyetujui perhitungan itu. “berapa jadi nya neng?” Sistem akan menghitung total Transaksi. Kemudian kita verifikasi pembelian online tersebut. Total yang harus dibayarkan sudah termasuk biaya pengiriman barang.
Kemudian kita mengeluarkan Uang, untuk melakukan proses pembayaran. Lalu kasir menerima uang kita, dan menyatakan valid. Kita bayar tagihan transaksi, bisa dengan transfer bank atau online payment. Kemudian kirim verifikasi “telah bayar”  ke admin(kasir). Dan kemudia kasir menjawab dengan verifikasi “uang telah diterima”
Barang dimasukkan ke plastic belanja, atau di packing. Kemudian diserahkan ke kita (pembeli). Barang di packing dan dikirim via jasa ekspedisi ke alamat yang telah kita (pembeli) tentukan.
Selesai.. Selesai..

Itu proses yang simple (tapi wajib nya). Selebih nya bisa dieksplor dari buku, ebook ato sumber-sumber lain. Yang jelas, apapun jualannya pasti akan ada proses seperti diatas kan?

Tapi ternyata kalau kita lihat aplikasi-aplikasi yang dibangun dengan topik e-Commerce, masih ada yang tidak memenuhi kebutuhan diatas. Hanya sekedar List product, atau pencatatan transaksi saja. Parah nya lagi tidak ada history(catatan) transaksi atau laporan penjualan product. Justru malah mempersulit proses jual-beli di toko.

Kesalahan yang sering (berulang) terjadi seputar topik e-Commerce?

http://2.bp.blogspot.com/_xRTG6jCb0fs/TLnxqg0EEBI/AAAAAAAAANk/vWi4s2BxhGA/s1600/smart-baby1-main_full.jpg
Amati, tiru, modifikasi

Dikarenakan sudah banyak nya Mahasiswa yang telah mengambil topik PA seputar e-Commerce. Maka diharapkan bisa menjadi pelajaran berharga bagi mahasiswa lainnya yang akan mengambil topik yang sama. Kita bisa melihat-lihat bagaimana sistem e-Commerce dirancang, melihat bagaiman alur proses nya, melihat bagaimana design databasenya, dan fitur-fitur yang digunakan. Tapi sayang nya, hal ini kurang dimanfaatkan oleh mahasiswa lain. Sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi terulang kembali. Dan sangat minim improvement nya.

Inilah beberapa kesalahan yang berulang terjadi (versi ondesepot 😀 ) :

  1. Proses e-Commerce tidak Lengkap. Seperti telah dijelaskan diatas, terkadang aplikasi yang dikerjakan tidak menangani proses pembayaran atau pengiriman barang. Atau yang lebih parah lagi tidak ada catatan transaksinya. Silahkan dibaca kembali tulisan diatas.
  2. Detil Produk tidak jelas. Harusnya spesifikasi produk ditampilkan sesuai karakteristik barang dagangan yang menjadi studi kasus. Tidak sekedar nama, harga, dan deskripsi. Mungkin bisa ditambah gambar, ukuran, pilihan warna, dimensi, berat, merek, pabrikan, dan banyak lagi.
  3. Tidak ada bukti cetak. Setiap transaksi online itu rawan penipuan. Bisa saja server toko online dirusak (secara sengaja atau tidak). Untuk itu setiap proses transaksi (pemesanan, pembayaran, pengiriman) perlu diberikan fitur cetak/print. Sebagai bukti traksaksi. Atau bisa juga menggunakan fitur otomatis mengirimkan email transaksi.
  4. Tidak ada verifikasi dan notifikasi online. Alasannya sama dengan point 2, masalah rawan penipuan. Untuk itu setiap proses yang penting, perlu ditambahkan verifikasi dan notifikasi. Misal, ketika buyer “mengaku” telah membayar via transfer bank, maka buyer harus konfirmasi mengirimkan bukti transfer. Begitu juga jika seller “mengaku” telah kirim barang, perlu ada bukti resi pengiriman via ekspedisi. Fitur ini harusnya tersedia pada Aplikasi e-Commerce.
  5. Design Database tidak sesuai. ini cukup konyol juga. seharusnya bisa mengamati PA sebelumnya, dan memodifikasi rancangannya sesuai studi kasus yang diangkat. Tapi ternyata, kadang masih mengulang kesalahan yang sama dalam membuat database.
  6. Laporan tidak jelas. Bukan laporan buku, maksudnya fitur Reporting. Masih mengulang kesalahan yang sama, laporan yang ditampilkan tidak jelas tujuannya. Karena laporan itu bukan hanya sekedar query select dari table transaksi kan..?? 🙂
  7. Validasi Error. Diantara berbagai validasi terhadap error, yang sering terjadi adalah stock dan harga yang tidak konsisten. Selain validasi tentang pembayaran, pengiriman barang, laporan, data barang, security(ini juga penting lho), pengisian form dan lainnya.

Saya cukupkan 7 point saja, supaya mirip seperti yang ditipi-tipi. 😀

Jika PA tentang e-Commerce masih dikerjakan seperti itu, maka topik ini memang benar-benar sudah usang, bahkan mungkin tidak layak lagi. Walaupun mahasiswa beralasan “tapi ini kan studi kasus berbeda pada PT.xxx“. Tetap saja aneh, karena lebih baik PT.xx itu menggunakan CMS e-Commerce yang sudah jadi, dari pada menggunakan aplikasi yang setengah jadi. Apalagi kalau ternyata penggunaaan aplikasi ini justru membuat proses bisnis yang sudah ada semakin rumit. Lalu mana solusi dan pengembangan studi kasus nya?

Mudah-mudahan tulisan ini bisa memberi masukan yang cukup berarti untuk pengembangan aplikasi e-Commerce. Dan saya yakin masih banyak hal-hal lain yang juga penting dan belum terbahaskan disini. Tulisan ini hanya membahas hal-hal yang umum terjadi ketika sidang PA tentang e-Commerce. Sehingga kualitas ide dan aplikasi nya dapat menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Dan dosen pun tidak perlu berkata “ahh.. mending pake CMS aja dari pada pake aplikasi bikinan Anda..“.

Lalu, apakah masih mungkin ber-inovasi dengan topik e-Commerce?…

coba baca disini > 1001 Ide pengembangan PA e-Commerce

😉

 


5 responses to “Topik e-Commerce sudah usang diangkat jadi PA?”

  1. Nice blog pak. semoga bisa menjadi referensi buat teman-teman yang sedang mengerjakan e-commerce dan saya pun jadi lebih tahu tentang e-commerce.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *