Ide PA seputar: Multimedia Interactive or Game Education


http://3.bp.blogspot.com/-Uka-AaWRl3U/Tckentr9XRI/AAAAAAAAARA/IKYf6wh38dI/s1600/zathura_13_game_over.jpg
GAME OVER PA GAME?

Membicarakan topik PA bidang MCC(Multimedia & Creative Content)memang akan sangat menarik. Salah satunya adalah bicara topik seputar game edukasi, aplikasi pembelajaran, permainan interaktif, multimedia interaktif, setidaknya begitu beberapa mahasiswa memberikan judul pada PA mereka. Tapi semanarik apakah topik ini jika dibahas lebih lanjut? dan benarkah topik ini masih layak dijadikan PA? Sebelum kita bahas panjang-lebar, mari kita lihat dulu realita negatif dari PA ini di kampus kita.

Kesalahan yang sering terjadi?

Terkadang PA dengan tema ini tidak disiapkan secara maksimal, akhirnya ketika seminar atau sidang mahasiswa justru malah jadi kelabakan. Misal (just my opinion),

  1. Tidak ada “Referensi Pendidikan” yang jelas. Mahasiswa IT mengambil studi kasus pengajaran/pendidikan, maka sebaiknya punya referensi baik berupa buku pengajaran atau nara sumber yang ahli dibidang pendidikan. Contoh nya ketika akan membuat aplikasi pembelajaran Tajwid dengan multimedia interaktif, maka perlu ada sumber yang valid tentang tajwid. Mahasiswa tidak bisa hanya sekedar menerka-nerka atau intuisi dari pengalaman pribadinya belajar tajwid. Karena pada hakikatnya metode kita belajar dengan mengajarkan orang lain bisa saja berbeda.
  2. Pertimbangan Faktor Pengguna? Apakah aplikasi akan digunakan oleh balita, anak TK, anak SD, anak SMA atau dewasa, itu perlu jadi bahan pertimbangan. Seperti pada point 1, saya merekomendasikan untuk mencari referensi bahan ajar atau metode juga yang sesuai target pengguna aplikasi. Mengajari berhitung matematika untuk anak TK pasti akan berbeda dengan SMP atau Kuliah. Design UI nya pun pasti akan berbeda. Bahkan anehnya kita masih sering menemui aplikasi game edukasi untuk anak 4-7 tahun, tapi isinya dominan tulisan dengan bahasa orang dewasa, apakah anak umur segitu sudah lancar dan paham membaca? Jangan sampai juga ditemukan aplikasi pembelajaran untuk anak SMA tapi menggunakan tema Design Teletubbies, wow ๐Ÿ˜€
  3. Salah kaprah pemahaman tentang Game/Permainan. Banyak ditemukan aplikasi permainan atau game yang dibuat isinya hanya tanya jawab soal. Apakah ini Game, are you sure? apakah ini pembelajaran? apakah soal pilihan ganda adalah permainan pembelajara, atau lebih cocok kita sebut “aplikasi ujian”?? parahnya lagi, aplikasi hanya menampilkan nilai benar/salah, tanpa memberikan pembelajaran dimana salahnya dan seperti apa memahaminya. Atau ada juga yang membuat aplikasi nya hanya sekedar “slide-show tulisan”. Padahal ada beragam macam genre games yang dapat diterapkan, dan harusnya games adalah permainan yang mengasyikkan, bukan sekedar jawab soal atau animasi tulisan. Ada baiknya mahasiswa mencari referensi yang lengkap tentang model games atau simulasi atau aplikasi interaktif yang akan dibuat. Berfikir simple, misal membuat permainan berhitung untuk anak TK, dengan game menangkap telur ke keranjang sesuai kapasitas, jika melebihi kapasitas maka telur akan terjatuh dan pecah. Atau berhitung dengan menggunakan timbangan pasar buah. Tentunya dengan ditambahkan gambar yang menarik dan musik yang asik serta animasi yang ciamik. :p
  4. Jangan anggap remeh Pengujian!! Moso sih pengujian aplikasi games, interaktive, simulasi harus menggunakan Blackbox testing? saya rasa tidak harus seperti itu. Pendekatan Blackbox testing hanya cocok untuk mengecek input-output, maka jika lebih banyak interaksi dibanding input data, mana mungkin dengan Blackbox? cobalah model pendekatan lainnya, seperti UAT (user acceptance test), sebagai bentuk verifikasi model pembelajaran kepada orang yang ahli dibidang tersebut dan juga kepada user pengguna. Perlu melakukan verifikasi ke orang yang ahli atau narasumber agar menjawab point no.1 diatas. Pahami proses pengujian ini, sebagai bukti bahwa aplikasi ini sukses melakukan edukasi kepada user pengguna, itu point yg lebih pentingnya.
http://www.emeraldinsight.com/content_images/fig/0080190106002.png
Tipe Games?

se-zuzur-nya saya katakan bahwa topik ini masih sangat akan menarik untuk jangka waktu yang lama, asalkan efek creativity dan richness nya mampu dimunculkan pada proses pembelajaran. Namun harus berhati-hati, karena kesalahan memahami arti games/permainan akan berakibat “jauh api dari panggang nya” (begitu kata pujangga 80-an).

Mungkin Ide-nya Harus lebih meng-Gila lagi?

Mungkin sama-sama aplikasi belajar berhitung, tapi taste dan nilai jualnya akan sangat dipengaruhi oleh kreatifitas dan teknik pengajaran yang dibuat. Selain memahami beberapa kesalahan diatas, mungkin kita perlu juga mendiskusikan inovasi-inovasi lainnya yang harus dikembangkan agar aspek pembelajarannya semakin kental terasa, misal;

  1. Cari buku atau contekan yang memunculkan teknik pembelajaran unik. Misal berhitung dengan sempoa, teknik 10jari atau sejenisnya. Atau Belajar fisika dengan teknik menghapal rumus ala “bimbel”. Tapi intinya, Anda tidak perlu repot2 menemukan trik seperti itu, cukup menemukan buku referensi atau orang yang mengerti teknik dan trik nya, kemudian buat dalam bentuk visualisasi multimedia.
  2. Buat Simulasi! Berawal dari hal2 yang simple. Kalau belajar nya saja sudah sulit, maka untuk bisa paham akan lebih sulit lagi. Misal untuk pelajaran gerak pada Fisika, atau unsur Kimia, atau Biologi dan sejenisnya. Kita bisa buatkan simulasi lab nya. dan saya yakin materi2 seperti ini relatif lebih mudah untuk mencari referensinya.
  3. Permainan yang Addictive. Games itu harus membuat orang jadi nyaman, asik dan penasaran. Jadi jangan “ngeles” dengan alasan soal-tanya jawab itu kan bikin penasaran pak, tapi tetep aja itu bukan Games! Cari lah ide2 kreatif dengan menyempatkan diri anda browsing games di internet, FB atau sejenisnya.
  4. Pertimbangkan ketepatan Design, warna, penggunaan karakter dan aspek animasi. Jadikan hal tersebut sebagai faktor penunjang yang akan membuat orang semakin tertarik atau semakin memahami pembelajaran. Jangan justru malah mengganggu, misal ditampilan pembelajaran banyak kupu-kupu berkeliaran, atau suara nya bising sehingga mengganggu konsentrasi.
  5. Sesuaikan dengan kehidupan sehari-hari, ini untuk anak. Imaginasi harus aneh, karena semakin aneh akan semakin menarik. Tapi harus disesuaikan juga dengan tema pembelajaran yang akan diangkat. Termasuk penggunaan banyak teknologi pada perangkat multimedia, seperti input suara, camera, video, gambar dan sebagainya. Termasuk Koneksi dengan Social Media!
  6. Lebih Menarik dengan model Mobile Based, Multiplayer, Online Games, Real Simulation, Augmented Raelity atau sejenisnya. Ini sesuai dengan perkembangkan teknologi simulasi saat ini. Tidak terlalu rumit seharusnya, asal kita tahu celahnya.

Mudah-mudahan penjelasan diatas membuat Anda yang membaca menjadi bingung. Atau paling tidak kita bisa penasaran untuk mengembangkan ide yang lebih dari yang telah ada sekarang dan dari yang telah dituliskan diatas.

Jika masih punya banyak ide, silahkan tulisakan dikomentar ya. ๐Ÿ˜€

https://s3.amazonaws.com/infographics/Type-of-Learner-800.png
Type of Learner?

 

,

One response to “Ide PA seputar: Multimedia Interactive or Game Education”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *